Halaman

25 Des 2012

nahwu bab i'rab dan bina'

A. Pengertian Bina’
Bina Secara bahasa, bermakna perbuatan meletakkan sesuatu diatas sesuatu yang lain yang bertujuan untuk mendapatkan kekokohan dan ketetapan. secara istilah bina’ bermakna kata yang huruf akhirnya senantiasa tetap atau tidak berubah harakatnya. Sedangkan Kata yang senantiasa tetap keadaan akhirnya disebut dengan kata yang mabni. Contoh :
 كاَنَ أَمْسِ شَدِيْدَ الْحَ س
 شُزْثُ الأَهْسَامَ أَمْسِ
 ذَهَبْجُ أَمْسِ إِلَى الْمَدْزَسَتِ
Kata أَمْسِ berakhiran dengan harakat kasroh, dimanapun kata ini ditempatkan akan tetap berakhiran dengan kasroh. Karna kata أَمْسِ golongan kata mabni.
B. Pembagian Bina
Pembagian bina suatu kata terbagi menjadi empat, yaitu:
1. Sukun السُكُوْنُُ yaitu tidak adanya harakah, yang mana terdapat pada huruf, fiíl serta isim, contoh mabni dengan sukun dari huruf ه لْ , dan dari fiíl, ق مْ , dan dari isim, كَ مْ .
2. Fathah الفَتْحُُ , berbaris atas dengan fatha, hal ini pun terdapat pada Isim, contohnya أَ يهَ , dan Huruf, contohnya سَ وْ فَ , juga pada Fi’il, contohnya, ق امَ .
3. Kasrah الكَسْرُُ berbaris bawah dengan kasrah, terdapat pada Isim, contohnya أَمْسِ dan huruf, contohnya huruf Lam Al Jarr لَ مِ ال سَ misalnya dalam kalimat المَ الُ لِصَيْدٍ .
4. Dhamma الضَّ مُ berbaris atas dengan Dhamma, terdapat pada huruf, contohnya مُ ىْرُ dan isim yang menunjukkan arah misalnya حَحْ جُ dengan syarat harus Idhafah secara makna tanpa lafadzh.
C. Pengertian I’rab
I’rab secara bahasa bermakna Perbuatan menampakkan dan menjelaskan. Sementara secara istilah, I’rab adalah Perubahan dari akhir-akhir kata dikarenakan berubahnya amil-amil yang masuk kepada kata tersebut. Kata (perubahan) maksudnya adalah perubahan harakat, misalnya dari dhammah berubah menjadi fathah atau menjadi kasrah atau berubah menjadi sukun dan demikian pula sebaliknya. Kalimat (akhir-akhir kata) maksudnya adalah harakat dari huruf terakhir suatu kata. Jadi, yang berubah adalah harakat dari huruf terakhir, sementara huruf terakhirnya tetap seperti itu. Jadi, I’rab ini berkenaan dengan bagian akhir kata, bukan bagian awal dan bukan pula bagian tengahnya. Semua kata mempunyai harakat di bagian awal katanya, di tengahnya, dan di akhirnya. Akan tetapi yang dibahas khusus oleh I’rab adalah harakat yang ada di akhir kata. Kata yang bisa berubah akhirannya disebut dengan kata yang mu’rab.
D. Pembagian I’rab
I’rab terbagi menjadi empat macam, yaitu :
1. Rofa' (رَفْ عُ ), Tanda aslinya adalah dhommah. Contoh :
شَيْ د قَائِ م
حُوْزِقُ الْأَشْ اََزِ
2. Nashob (نَصْ بُ ), Tanda aslinya adalah fathah. Contoh :
زَأَيْجُ شَيْدًا
لَهْ حُوْزِقَ الْأَشْ اََزُ
3. Jarr (جَ رُ ) atau Khofad (خَفْ ضُ ), untuk selanjutnya kita gunakan "jarr". Tanda aslinya adalah kasroh. Contoh :
مَسَزْثُ بِصَيْدٍ
4. Jazm (جَزْ مُ ), Tanda aslinya adalah sukun. Contoh :
لَمْ حُوْزِقْ شَ سَََ ة
KESIMPULAN
1. Bina’ bermakna kata yang huruf akhirnya senantiasa tetap atau tidak berubah harakatnya. Dan kata yang senantiasa tetap keadaan akhirnya disebut dengan kata yang mabni.
2. Tanda-tanda bina suatu kata terbagi menjadi empat, yaitu:
 Sukun السُكُوْنُُ yaitu tidak adanya harakah,
 Fathah الفَتْحُُ , berbaris atas dengan fatha,
 Kasrah الكَسْرُُ berbaris bawah dengan kasrah,
 Dhamma الضَّ مُ berbaris atas dengan Dhamma,
3. I'rab adalah Perubahan dari akhir-akhir kata dikarenakan berubahnya amil-amil yang masuk kepada kata tersebut, sehingga mengubah syakal tiap-tiap akhir kalimah disesuaikan dengan fungsi amil yang memasukinya. Dan Kata yang bisa berubah akhirannya disebut dengan kata yang mu’rab.
4. I’rab terbagi menjadi empat macam, yaitu :
 Rofa' ( زَفْ ع ) Tanda aslinya adalah dhommah
 Nashob ( وَصْ ب ) Tanda aslinya adalah fathah
 Jarr ( جَ س ) atau Khofad ( خَفْ ض ), untuk selanjutnya kita gunakan "jarr". Tanda aslinya adalah kasroh
 Jazm ( جَصْ م ) Tanda aslinya adalah sukun